Rabu, 03 Juni 2015

tata cara memandikan jenazah beserta paduan gambar

Tata Cara Memandikan Jenazah Beserta Paduan Gambar

Agen Bola Online Terpercaya
Micro Cyber 2 - Kali ini saya akan memostingkan tentang cara memandikan jenazah menurut Islam. Nah, sebagai seorang muslim hendaklah kita tetap suci dalam keadaan hidup atau mati. Simak artikel ini dan cermati baik-baik !

Alat dan bahan !
1. Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah kurang lebih sebagai berikut :

- Kapas
- Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan
Daun Sidr
Daun Sidr/ Bidara
- Sebuah spon penggosok
- Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus – Spon-spon plastik
- Shampo
- Sidrin (daun bidara)
- Kapur barus
- Masker penutup hidung bagi petugas
- Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan
- Air
- Pengusir bau busuk dan Minyak wangi-wangian.



2.  Menutup Aurat Jenazah

Menutup Aurat Jenazah
Dianjurkan menutup aurat jenazah ketika memandikannya. Dan melepas pakaiannya, serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab jenazah barangkali berada dalam kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar dari jasadnya mudah mengalir darinya. http://www.microcyber2.blogspot.com/


3. Tata Cara Memandikan Jenazah 

Tata Cara Memandikan Jenazah
Seorang petugas memulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar. Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk. Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang masih dalam perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang keluar.

Membersihkan Kotoran Jenazah
Petugas yang memandikan jenazah hendaklah mengenakan lipatan kain pada tangannya atau sarung tangan untuk membersihkan jasadnya (membersihkan qubul dan dubur jenazah) tanpa harus melihat atau menyentuh langsung auratnya, jika jenazah berusia tujuh tahun ke atas.


4.  Mewudhukan Jenazah

Kemudian petugas berniat (dalam hati) untuk memandikan jenazah serta membaca basmalah. Lalu petugas me-wudhu-i jenazah tersebut sebagaimana wudhu untuk shalat. Namun tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut jenazah, tapi cukup dengan memasukkan jari yang telah dibungkus dengan kain yang dibasahi di antara bibir jenazah lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidungnya sampai bersih. http://www.microcyber2.blogspot.com/

Selanjutnya, dianjurkan agar mencuci rambut dan jenggotnya dengan busa perasan daun bidara atau dengan busa sabun. Dan sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk membasuh sekujur jasad jenazah.


5. Membasuh Tubuh Jenazah

Membasuh Tubuh Jenazah

Setelah itu membasuh anggota badan sebelah kanan jenazah. Dimulai dari sisi kanan tengkuknya, kemudian tangan kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah kanan, kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis dan telapak kaki yang sebelah kanan.

Membalikkan Tubuh Jenazah
Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian membasuh belahan punggungnya yang sebelah kanan. Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota tubuh jenazah yang sebelah kiri, lalu membalikkannya hingga miring ke sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah kiri. Dan setiap kali membasuh bagian perut jenazah tersebut keluar kotoran darinya, hendaklah dibersihkan.

Banyaknya memandikan : Apabila sudah bersih, maka yang wajib adalah memandikannya satu kali dan mustahab (sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka ditambah lagi memandikannya sampai bersih atau sampai tujuh kali (atau lebih jika memang dibutuhkan). Dan disunnahkan untuk menambahkan kapur barus pada pemandian yang terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan menyejukkannya. Oleh karena itulah ditambahkannya kapur barus ini pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilang. http://www.microcyber2.blogspot.com/

Dianjurkan agar air yang dipakai untuk memandikan jenazah adalah air yang sejuk, kecuali jika petugas yang memandikan membutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat pada jasad tersebut. Dibolehkan juga menggunakan sabun untuk menghilangkan kotoran. Namun jangan mengerik atau menggosok tubuh jenazah dengan keras. Dibolehkan juga membersihkan gigi jenazah dengan siwak atau sikat gigi. Dianjurkan juga menyisir rambut jenazah, sebab rambutnya akan gugur dan berjatuhan.

Setelah selesai dari memandikan jenazah ini, petugas mengelapnya (menghandukinya) dengan kain atau yang semisalnya. Kemudian memotong kumisnya dan kuku-kukunya jika panjang, serta mencabuti bulu ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum memandikannya) dan diletakkan semua yang dipotong itu bersamanya di dalam kain kafan. Kemudian apabila jenazah tersebut adalah wanita, maka rambut kepalanya dipilin (dipintal) menjadi tiga pilinan lalu diletakkan di belakang (punggungnya).


Peringatan :

- Apabila masih keluar kotoran (seperti: tinja, air seni atau darah) setelah dibasuh sebanyak tujuh kali, hendaklah menutup kemaluannya (tempat keluar kotoran itu) dengan kapas, kemudian mencuci kembali anggota yang terkena najis itu, lalu jenazah diwudhukan kembali. Sedangkan jika setelah dikafani masih keluar juga, tidaklah perlu diulangi memandikannya, sebab hal itu akan sangat merepotkan.

- Apabila jenazah meninggal dunia dalam keadaan mengenakan kain ihram dalam rangka menunaikan haji atau umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah perasaan daun bidara seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun tidak perlu dibubuhi wewangian dan tidak perlu ditutup kepalanya (bagi jenazah pria). Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengenai seseorang yang wafat dalam keadaan berihram pada saat menunaikan haji.

- Orang yang mati syahid di medan perang tidak perlu dimandikan, namun hendaklah dimakamkan bersama pakaian yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka tidak perlu dishalatkan.

- Janin yang gugur, bila telah mencapai usia 4 bulan dalam kandungan, jenazahnya hendaklah dimandikan, dishalatkan dan diberi nama baginya. Adapun sebelum itu ia hanyalah sekerat daging yang boleh dikuburkan di mana saja tanpa harus dimandikan dan dishalatkan.

- Apabila terdapat halangan untuk memandikan jenazah, misalnya tidak ada air atau kondisi jenazah yang sudah tercabik-cabik atau gosong, maka cukuplah ditayamumkan saja. Yaitu salah seorang di antara hadirin menepuk tanah dengan kedua tangannya lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua punggung telapak tangan jenazah. http://www.microcyber2.blogspot.com/

- Hendaklah petugas yang memandikan jenazah menutup apa saja yang tidak baik untuk disaksikan pada jasad jenazah tersebut, misalnya kegelapan yang tampak pada wajah jenazah, atau cacat yang terdapat pada tubuh jenazah, dll.

Itulah kurang lebih informasi mengenai tata cara memandikan jenazah dalam ajaran agama Islam.
Sekian dulu ya sob, semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk sobat semua.

4 komentar Add Comments

Wah lengkap sekali nih
Makasih ya, buat tugas sekolah soalnya
mkasih infonya.. sangat bermanfaat
"Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin".


1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Budayakan Sopan dalam berbicara
3. Jangan menyisipkan link aktif di komentar
4. Berkomentarlah yang kiranya bermanfaat untuk pembaca
5. Jika Sobat memiliki masalah komentarlah atau cek dulu komentar, mungkin Sobat akan menemukan solusi di sana.
6. Jika Ingin Meng-Copy artikel di blog ini, silahkan cantumkan sumbernya untuk menghargai pembuat artikel.

Konversi KodeEmoticon
Terima kasih telah berkomentar
Template by Kang Ismet Supported by DroidPluss
 

khotbah jumat terkini

Khotbah Jumat Terkini

Akhlaq & Muamalah

Bersih Hati

Fikih

Rekomendasi Buku

Nasehat

Rekomendasi Buku
Buku Minhajul Muslim
Buku 60 ulama

Rumah Tangga

Pondasi Agama

Iman Itu Naik dan Turun

Iman Itu Naik dan Turun

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ...